kata terimakasih mulai terasa kurang nilainya.
karena mereka bertiga, perempuan-perempuan yang saya tinggalkan hampir satu setengah tahun itu, bisa tetap menggugah saya untuk terus membuka mata bahwa hidup ini cukup dijalani saja, tidak ada yang lain. mereka saya tinggalkan tanpa pamitan dan kesempatan untuk berbicara saling menjelaskan. saya memilih untuk pergi karena takut akan segala penilaian yang akan mereka berikan karena saya percaya mereka benar. dan sampai detik ini, mereka tetap selalu benar.
saya pikir menjadi perempuan adalah jalan hidup yang paling buruk karena perempuan dianugerahi hati. tetapi dengan cara mereka, mereka membuka hati saya dan bercerita untunglah kita punya hati dan betapa kita bisa jadi apa saja yang kita mau tanpa harus berfikir apakah kami mampu.
tulisan ini tidak akan pernah cukup mendeskripsikan apa yang saya rasakan sekarang. yang saya tahu, detik ini, hati saya mulai terbuka walaupun hanya beberapa milimeter. buat saya itu sudah cukup hebat mengingat saya mulai berfikir untuk membunuh hati saya beberapa hari yang lalu.
terimakasih.